Minggu, 30 Januari 2011

KEBERAGAMAN PENGUMPAMAAN AGAMA YANG BERKORELASI DENGAN BUDAYA

Tidak akan ada habisnya jika kita membahas tentang agama, khususnya agama Islam. Sebuah pengibaratan, Islam tak ubahnya adalah seekor gajah besar yang sulit didefinisikan oleh orang tuna netra. Sebagian dari orang tuna netra tersebut mendefinisikan bahwa gajah itu panjang seperti halnya seekor ular, karna pada saat itu orang tersebut mengindra (baca; meraba) pada bagian belalai gajah tersebut. Sebagian orang lagi mendefinisikan bahwa gajah itu adalah sebuah benda yang lebar dan besar seperti halnya bedug, karna orang tersebut meraba pada perut si gajah. Sedangkan ada juga yang mendefinisikan bahwa gajah itu bundar lonjong dan cekung seperti halnya sebuah bejana, karna pada saat itu orang tersebut meraba pada tempat minum gajah, dan bukan pada gajah itu sendiri. Berbeda lagi dengan tuna netra lainnya dan juga yang lainnya. Pendefinisian mereka akan berbeda sesuai dengan apa yang mereka indra dengan tangan kecil mereka (dibandingkan dengan gajah tersebut ), lalu yang menjadi pertanyaan adalah, siapakah yang benar diantara mereka???
Setali tiga uang dengan Islam, berbagai golongan juga telah banyak mendefinisikan tentang Islam. Dan disini kami akan mencoba untuk memaparkan tentang pengumpamaan / pengidentifikasian Islam.
1. تجري من تحتها الأنهار
Yakni Islam bagaikan sumber atau mata air yang terjaga kemurniannya, dengan kata lain bahwa Islam itu harus murni sebagaimana apa yang tercantum dalam al-Qur'an dan tidak lagi menerima kontekstualisasi.
2. فى كل سنبلة مائة حبة
Pemikiran ini dipelopori oleh al-Jabiri, yakni Islam itu bagaikan benih yang akan menumbuhkan sebuah tanaman, dan benih ini ada kalanya bersifat dlaruri atau bermaknakan sebuah keharusan yakni dimanapun ia tumbuh, maka tanamannya akan tetap seperti seharusnya, dan adakalanya bersifat thabi'i yakni bisa tumbuh berbeda tergantung pada man, time, and space nya. Jadi bentuk dan buah dari benih ( baca; Islam ) ini sendiri bisa berwujud menjadi beragam bentuk dan tata cara sesuai dengan siapa, kapan, dan dimana Islam itu tumbuh berkembang. Dan yang Thabi'i inilah yang biasanya lebih mengena dikalangan masyarakat seperti halnya yang diberlakukan oleh sebagian kalangan Muslim di Indonesia yang bermotto Bhinneka Tunggal Ika ini.
3. فادخلواها من أبواب متفرقة
Yaitu Islam diibaratkan seperti Ka'bah atau sebuah titik pusat yang mana untuk mencapainya bisa melewati berbagai pintu di Masjidil Haram, atau dengan kata lain Islam bisa ditempuh melalui berbagai metode dan tata cara yang berbeda-beda.
Tanpa menafikan kekurangan yang selalu menjadi sifat dasar dari manusia, karna kesempurnaan hanyalah hak asasi Tuhan, maka demikianlah sedikit pemaparan dari kami mengenai Islam, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Senin, 24 Januari 2011

PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM

PENDEKATAN DALAM STUDI ISLAM
1. Pendekatan Antropologi
Pendekatan antropologi adalah perspektif seseorang di dalam memahami ajaran Islam. Pendekatan ini menjadikan seseorang menghormati dan mengetahui kebudayaan orang lain serta mempunyai jiwa empati dan simpati terhadap seseorang terutama pada kebudayaannya. Sehingga tidak menghakimi suatu budaya tapi berusaha untuk meluruskan.
Dalam kehidupan ini banyak kita temukan adanya perbedaan dan keanekaragaman atau yang lebih dikenal dengan sebutan pluralitas. Dengan adanya pluralitas ini sesungguhnya memberikan banyak warna dalam kehidupan bermasyarakat, saling melengkapi dan membutuhkan.
Pendekatan antropologi dalam studi Islam adalah mencoba mengkaji keunikan atau perbedaan karakter manusia yang menjalani hidupnya dengan berislam. Dengan ini diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran bahwa tiap-tiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda.sehingga sikap yang harus dikembangkan adalah bersedia untuk menghargai adanya perbedaan masing-masing anggota masyarakat serta menjaga dan menumbuhkan adanya perbedaan itu.
Contoh pendekatan antropologi adalah kebudayaan 1 Syuro yang menjadi kebudayaan masyarakat Yogyakarta yang telah kami bahas sebelumnya.
Manfa’at mempelajari pendekatan antropologi:
a. Tidak menghakimi suatu kebudayaan ataupun lainnya.
b. Menghubungkan komunikasi lintas budaya atau bangsa.
c. Berlatih untuk berfikir kritis.
Tantangan studi Islam dalam antropologi:
a. Anggapan terhadap sesuatu itu sakral dan profane.
b. Merasa inferior (kebudayaannya dirasa lebih buruk) dan superior (antonim inferior).
c. Insider (menceritakan sesuatu yang ia senangi atau yang menjadi kebudayaannya) dan outsider (melihat budaya orang lain dengan standar hidupnya sendiri seperti menjelek-jelekkan sesuatu yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya). Hal ini melibatkan adanya emosional.

2. Pendekatan Sosiolagi

Ruang Lingkup:
1. Kemasyarakatan
2. Kumpulan manusia
3. Mempunyai sistem kekerabatan
4. Mempunyai sistem produksi
Cara mempelajari kemasyarakatan ada 3:
1. Teori Max Webber
• Interaksionism
Mempelajari individu-individu, unit-unit dan orang-orang kunci dalam masyarakat seperti kepala desa, ketua RT dan sebagainya dengan cara mengetahui interaksi orang-orang kunci tersebut maka akan terlihat pula karakter masyarakat didalamnya.
2. Teori EMILE DURKHEIM
• Fungsionalism
Melihat secara keseluruhan dari cara kerja dari lembaga masyaraktnya.
3. Teori ANTONY GIDDEN
• Pola Konsumsi
Yaitu perubahan dan model konsumsinya. Contoh: Yogyakarta terkenal dengan kota pendidikan, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya Universitas bahkan sampai tukan becak pun sering baca koran sambil menunggu pelanggannya.
Sosiologi pada studi Islam untuk mempelajari:
1. Interaksi sosial
2. Fakta sosial
3. Perubahan sosial
Pendekatan Sejarah
Devinisi sejarah:
Sebuah kejadian dinamika dan perubahan. Sejarah dari bahasa arab syajaratun (pohon yang mempunyai banyak cabang) yang artinya sejarah itu suatu kejadian atau suatu gejala dinamika dan perubahan (urutan peristiwa).
Tujuan dari sejarah:
Sejarah di ibaratkan sebagai kaca spion. Kadang kala kita perlu menengok kebelakang untuk melangkah kedepaan (lebih waspada).
Bagaimana sih orang tradisionalis memandang sejarah?????????????
Sangat mementingkan sebuah sejarah sehingga memiliki sindrom senioris. Dalam menghadapi atau melakukan sesuatu selalu maju dengan membawa beban yang ada di belakang.
Bagaimana dengan orang modern?????????????????????
Maju tanpa melihat sejarah, sehingga kemungkinan besar akan menjumpai banyak kendala (tidak mau ambil pusing)
Sejarah dibagi menjadi 2 kategori:
1. Periodesasi: sejarah dipandang sebagai fase-fase secara berurutan.
2. Kategorisasi: sejarah mempunyai trand sendiri tapi tidak berurutan.
PENDEKATAN HERMENEUTIK
Hermeneutika adalah sebuah pendekatan yang memberlakukan objek kajian sebagai gejala teks, maka sebuah agama dianggap sebagai sebagai gejala teks.
Dikatakan gejala teks karena dalam Islam, ada pembatasan dalam intuisi sehingga harus dipadu dengan Al-Qur’an atau kabar-kabar yang dapat dipercaya seperti hadis, wahyu, ilham dan lain-lain. Sehingga muncullah pendekatan teks atau dalam bahasa arabnya hadhotunnash. Kenapa sih kok harus teks, karena teks dapat digunakan wacana.
Efek dari hermeneutika
1. Membuat orang senantiasa setiap saat dapat menafsirkan sesuatu sesuai dengan dirinya.
2. Al-qur’an salah satu bentuk kehendak Allah, yang lain adalah alam dan sebagainya.
Manfaatnya……… ????????????????
Membuat seseorang berfikir kritis terhadap wacana.

ISU-ISU AKTUAL DALAM STUDI ISLAM
1. Pluralisme
Devinisi:
Plural : kemajemukan
Lisme: paham
Jadi pluralisme adalah paham yang mengakomodir adanya suatu kemajemukan . Dalam dunia ini terdapat dua wilayah, yaitu provan dan sacral. Jika pluralism masuk dalam wilayah provan, pluralism dianggap hanya sebagai suatu rasa atau selera. Sedangkan untuk wilayah sakral (keramat), pluralisme sangat berhubungan dengan agama. Dalam hal ini, pluralisme tidak mengklaim agama seseorang itu salah.
Orang anti pluralisme mengatakan bahwa orang pluralis itu mencampur adukkan agama dan jika ada satu agama yang benar maka yang lain dianggap salah. Anggapan itu sering disebut sebagai paham Kartesia.
Islam memandang pluralisme
Dalam kaitannya dengan al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13 menegaskan: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan kami jadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang ialah yang lebih taqwa di antara kamu.”
Ayat al-Qur’an ini sesungguhnya mengajarkan kepada kita semua akan penting dan perlunya memberlakukan perbedaan dan pluralitas secara arif. Yaitu untuk saling mengenal dan belajar atas adanya perbedaan dan pluralitas itu untuk saling membangun dan memperkuat saling pengertian dan tidak melihat hanya dalam prespektif tinggi dan rendahnya ataupun baik buruk.
Sudah waktunya kita untuk menyadari dengan tulus tentang adanya pluralitas, sehingga dapat menjauhi dari setiap tindakan yang muncul, untuk menolak adanya perbedaan dan pluralitas dengan memanfaatkan untuk mempertajam konflik dalam masyarakat yang majemuk. Karena tindakan semacam itu sesungguhnya hanya akan menghancurkan diri sendiri.
2. Gender
Gender adalah sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dikontruksi oleh social dan kultural.
Pada dasarnya gender dan seks mempunyai arti yang sama yaitu jenis kelamin, tapi gender lebih cenderung pada hal yang bersifat non biologis dan bias ditukarkan, seperti profesi, pakaian, sifat dan lain sebagainya. Sedangkan seks bersifat biologis dan tidak bias dipertukarkan atau bias dikatakan lebih cenderung ke fisik.
Dalam realitasnya, masalah gender sering muncul istilah Misoginis, yaitu memandang rendah perempuan.
Ketimpangan yang terjadi dimasyarakat seputar gender:
1. Sterotype: seakan-akan perempuan itu lemah dan laki-laki itu kuat (pelabelan negatif).
2. Marginalisasi: proses peminggiran perempuan dari publik.
3. Subordinasi: penganakbuahan atau pembawahan.
4. Vailens: kekerasan
5. Doble bardon: beban yang berganda (dalam keluarga, perempuan mempunyai beban lebih banyak)
6. Domestifikasi: domestik (dalam).
Bagaimana Islam memandang gender???????
Berbicara tentang gender, sama artinya dengan berbicara sekitar hubungan wanita dan pria. Dalam islam pada prinsipnya dapat disebut dengan berbicara sekitar kemitrasejajaran pria dan wanita, sebab dalam islam hubungan kedua jenis kelamin ini adalah sejajar di hadapan Allah. Nash yang berbicara tentang kesamaan pria dan wanita antara lain :
1. Statemen umum tentang kesetaraan pria dan wanita
2. Asal usul
3. Amal
4. Saling kasih dan mencintai
5. Keadilan dan persamaan
6. Jaminan social
7. Saling tolong menolong
8. Kesempatan mendapat pendidikan
Sebab-sebab lahirnya konsep gender dalam isam, yaitu sebagai akibat dari :
1. Menggunakan studi islam yang parsial
2. Belum ada kesadaran pentingnya pembedaan nash menjadi normative-universal dengan praktis-temporal
3. Kesan sejumlah nash menganggap wanita sebagai akibat penggunaan parsial
4. Budaya-budaya muslim merasuk terhadap ajaran islam
5. Dominasi teologi laki-laki dalam memahami nash
6. Kajian islam dengan pendekatan agama murni
7. Generalisasi (mengambil hukum umum) dari kasus khusus
8. Mengambil hukum sebagai produk hukum dari penetapan hukum berdasarkan siyasah al-syar’iyah
9. Kajian islam yang literalis dan tekstual
10. Peran kekuasaan atau penguasa

3. Civil Society
yaitu masyarakat yang bisa mengatur dirinya sendiri (masyarakat sipil) tapi isu sekarang ini, civil society sering merepotkan.
Pilar penegak Civil Society:
1. LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
2. Pers
3. Supremasi Hukum
4. Perguruan tinggi
5. Partai Politik
6. Organisasi Masyarakat
Karakteristik Civil Society:
1. Free Public Sphere
2. Demokrasi
3. Toleran
4. Pluralisme
5. Keadilan Sosial
Contoh dari civil society:
Jika ada persoalan dengan tetangga, tidak usah bergantung pada orang lain dengan artian tidak sampai ke meja hijau atau yang lain. Dalam civil society, masyarakatnya harus bias mengatasinya dengan cara kekeluargaan.
Islam memandang Civil Society
Dipandang dalam sudut peralihan peristilahan, kata “masyarakat madani” jelas mempunyai kedekatan makna dengan istilah asalnya, yaitu “civil society”. Sebelumnya, istilah civil society diterjemahkan dengan “masyarakat warga”, “masyarakat sipil”, “masyarakat modern”, dan mungkin masih ada terjemahan yang lain. Meskipun masih ada pro dan kontra. Wujud nyata masyarakat madani pertama kali dalam sejarah adalah hasil usaha Nabi Muhammad S.A.W, tindakan Nabi untuk mengganti nama Yastrib menjadi Madinah bukanlah suatu kebetulan. Dibalik itu terkandung makna yang mendalam, yang dalam kontrasnya terhadap pola kehidupan politik jazirah Arab dan sekitarnya.
Perubahan nama tersebut seperti semacam isyarat langsung akan adanya definisi proklamasi atau deklarasi. Bahwa di tempat baru itu hendak terwujud suatu masyarakat yang teratur. Masyarakat madani pada hakekatnya adalah reformasi total terhadap masyrakat tak kenal hukum.
Islam tidak bicara tentang bentuk-bentuk pemerintahan secara detail, menurut Bahtiar Effendy, Islam pada dasarnya hanya berperan sebagai panduan nilai, moral dan etika dalam bentuknya yang global. Demikian pula ketika kita berbicara tentang Islam & demokrasi, Islam & politik, serta Islam & masyarakat madani. Masyarakat madani pada hakekatnya adalah reformasi total terhadap masyrakat tak kenal hukum.

4. PENDIDIKAN INKLUSIF
Pendidikan inklusif adalah pendidikan di sekolah biasa yang mengakomodasi semua anak berkebutuhan khusus yang mempunyai IQ normal diperuntukan bagi yang memiliki kelainan (intelectual challenge), bakat istimewa, kecerdasan istimewa dan atau yang memerlukan pendidikan layanan khusus.
Prinsip dasar pendidikan inklusif
menghargai perbedaan dalam masyarakat.
Selain mencari dan memelihara anugrah yang ada pada setiap orang, dengan melihat di luar cara-cara yang memungkinkan untuk memberi anak-anak itu perasaan yang dimiliki. Dengan cara ini, bisa diyakini bahwa siswa di sekolah inklusif akan terbebaskan dari tirani dengan mendapatkan hak mereka.
Tujuan pendidikan inklusif
memberikan kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengoptimalkan potensinya dan memenuhi kebutuhan belajarnya melalui program pendidikan inklusif.
Mengapa pendidikan inklusif diperlukan?
• Mutu pendidikan masih belum memuaskan.
• Masih banyak anak usia sekolah belum mendapat layanan pendidikan yang baik.
• Pendidikan masih diskriminatif.
• Pembelajaran masih teacher centre
• Proses Belajar Mengajar (PBM) belum mengakomodasi kebutuhan siswa
• Lingkungan pendidikan masih belum ramah anak
• Pembelajaran masih belum berbasis learning style siswa.
• PBM belum dilaksanakan dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan.
• Pembelajaran belum menghargai keberagaman.
Latar Belakang Perlunya Pendidikan Inklusif
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab IV pasal 5 ayat 1 dinyatakan bahwa setiap warganegara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Warganegara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Hal ini menunjukkan bahwa anak yang memiliki kelainan dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak pula memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya (anak normal) dalam pendidikan.
Dalam rangka mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar dan mengatasi permasalahan pendidikan anak berkebutuhan khusus, dipandang perlu meningkatkan perhatian terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, baik yang telah memasuki sekolah umum (SD) tetapi belum mendapatkan pelayanan pendidikan khusus maupun anak-anak berkebutuhan khusus yang belum sempat mengenyam pendidikan sama sekali karena tidak diterima di SD terdekat atau karena lokasi SLB jauh dari tempat domisilinya.
Program Pendidikan di Indonesia
• Pada tahun 1984, dicanangkan program wajib belajar 6 tahun.
• Pada tahun 1994, diubah menjadi wajib belajar 9 tahun. Program ini belum menyentuh wilayah anak yang mengalami hambatan mental maupun cacat fisik.
• Pada tahun 2003, Departemen Pendidikan Nasional, melalui Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah mengintruksikan pentingnya pendidikan inklusif. Intruksi itu berisi anjuran kepada kepala dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten/kota agar menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan inklusif.
Sayangnya, pendidikan ini sampai sekarang belum berkembang baik. Bahkan untuk sekadar mendiskusikannya pun orang masih setengah hati. Dunia modern pendidikan semakin kompleks. Banyak hal yang harus diperhatikan agar para peserta didik benar-benar menjadi manusia bermartabat dari proses pendidikan yang mereka jalani. Keragaman personalitas manusia dari berbagai latarbelakang sosial, budaya psikis maupun fisik harus diperhatikan sebagai persoalan utama. Keragaman inilah yang kemudian merekomendasikan para pemikir dunia pendidikan untuk mencari terobosan sistem yang dapat menjawab persoalan masing-masing siswa.
Pendidikan inklusif mendapat pengakuan internasional dalam Konferensi Dunia tahun 1994 oleh UNESCO (united nation educational scientific and cultural organization) di Salamanca Spanyol. Sikap UNESCO jelas agar setiap negara memiliki komitmen terhadap pendidikan yang baik kepada anak, remaja, dan orang dewasa yang memerlukan pendidikan di dalam sistem pendidikan reguler. Lembaga itu juga menyetujui suatu kerangka aksi mengenai pendidikan kebutuhan khusus yang semangat dan ketetapan-ketetapan serta rekomendasi-rekomendasinya diharapkan akan dijadikan pedoman oleh pemerintah-pemerintah dan organisasi-organisasi dalam menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan pendidikan
Pendidikan Inklusif dalam Studi Islam
Pendidikan inklusif memberikan keberanian setiap insan untuk menerima perbedaan dan sekaligus kesiapan untuk membangun dunia secara damai dan nyaman untuk dihuni bersama-sama, dengan cara mengembangkan solidaritas bersama.
Perlu adanya inward looking (dialog/sarasehan) dalam perspektif agamanya masing-masing menuju outward looking (dialog antar agama dan keyakinan untuk memikirkan kehidupan bersama yang damai dan sejahtera).
Pengaplikasian toleransi dalam islam
1. Berpegang pada prinsip kalimatun sawa’ untuk pergaulan antar umat beragama dan berbagai kepentingan masyarakat yang plural.
2. Berijtihad bagi yang telah mampu melakukannya.
3. Menumbuhkan pemahaman keagamaan yang integratif, inklusif, dan plural terhadap kajian-kajian islam.
4. Mentradisikan musyawarah.
5. Jaminan terhadap terpenuhinya lima hak dasar manusia.
HAM
Hak-hak yang melekat pada diri setiap manusia (merupakan pemberian dari Tuhan) sejak awal dilahirkan, berlaku seumur hidup, dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.
Tujuan HAM
Ingin menundukan manusia sebagai mana mestinya dengan memberikan hak hak dasarnya tanpa ada deskriminasi mengenai suku, bangsa, warna kulit, jenis kelamin maupun agama.
Nilai-nilai dasar dalam HAM, yaitu:
1. Nilai persamaan
2. Nilai kebebasan
3. Nilai keadilan
4. Nilai nilai yg bersifat fundamental
Konsep HAM
Terikat erat dengan doktrin-doktrin yang telah lama mereka anut yaitu konsep hukum kodrat / hukum alam sehingga lahir konsep baru yaitu HAM
Deklarasi universal tentang HAM
Semua manusia dilahirkan dalam keadaan bebas, memiliki martabat dan hak-hak yang sama, mereka sama-sama dianugrahi akal dan nurani dan diharapkan dapat saling kerjasama satu dengan yang lain dalam semangat persaudaraan.
PERKEMBANGAN HAM
Sebelum Deklarasi HAM 1948
 Magna Charta (1215), Membatasi kekuasaan absolut para raja/penguasa
 Bill of Right (1689), Manusia sama di muka hukum
 The American Declaration of Independence (4-7-1776), Manusia dilahirkan sama dan merdeka
 The French Declaration (1789), HAM dalam proses hukum
 The Four Freedoms (6-1-1941), oleh Pres. Roosevelt
 Deklarasi Philadelphia (1944), pentingnya menciptakan perdamaian dunia dan perlindungan seluruh manusia.
 DUHAM (1948), 5 hak asasi individu :
1. Hak personal
2. Hak legal
3. Hak sipil dan politik
4. Hak subsistensi
5. Hak Ekonomi, sosial, dan budaya
Setelah Deklarasi HAM 1945
 Generasi pertama, berpusat pada bidang hukum dan politik
 Generasi kedua, tidak hanya masalah yuridis, tetapi juga hak sosial, ekonomi, politik, dan budaya
 Generasi ketiga, penyatuan hak-hak di generasi kedua menjadi satu bagian integral (The Right of Development/hak melaksanakan perkembangan)
 Generasi keempat, menyoroti peran dominan negara dalam proses pembangunan dan kecenderungan pengabaian aspek kesejahteraan rakyat. Dipelopori oleh “Declaration of The Duties of Asia People & Government”.

Islam dan HAM
• Islam ajaran yang memelihara hak hak setiap insan
• Islam mempunyai ajaran yang sarat dengan muatan hak asasi yang termuat di dalam al-Qur’an dan sunah.
Pembakuan mengenai rumusan HAM dalam Islam
• Abad 15 merupakan abad kebangkitan umat islam.
• Disponsori oleh Mesir, Pakistan, Saudi Arabia yang bergabung dalam dewan islamic (islamic council)
• Tujuannya : untuk mewujudkan konsep HAM dalam versi islam yang defenitiv dan pasti.
• Dikenal dengan Declaration Of Human Right sebagai jawaban tututan perkembangan dunia dan dijadikan perbandingan dengan rumusan HAM modern dari barat.
• Declarasi oleh dewan Islam di London
Perbedaan mendasar antara islam dengan HAM dalam mengartikan kebebasan beragama terletak pada batasan arti kebebasan.
HAM mengartikan kebebasan beragama merupakan kebebasan mutlak, sedangkan ISLAM memendang agama sebagai keyakinan yang sakral dan suci sehingga ada larangan keras bagi pemeluknya untuk berpindah agama dalam bentuk ancaman dan siksaan.
Posisi perempuan dan non-muslim dalam HAM
Perempuan
• 2 perempuan = 1 laki-laki dalam hukum waris
• Perempuan dilarang menyetir mobil sendiri (Timur Tengah)
• Larangan wanita menjadi kepala negara
Non-muslim
• Persamaan didepan hukum
• Diskriminasi dalam hak-hak partisipasi dalam politik
• Diskriminasi dalam bentuk pembayaran Jizyah
Jizyah adalah memberikan sesuatu sebagai kewajiban atas sesuatu yang diperoleh
Upaya para sarjana muslim kontemporer untuk menemukan konsep hukum islam yang sejalan dengan visi HAM yakni dengan menggali kembali tentang nilai nilai islam yang dianggap mengandung prinsip HAM dengan asumsi mereka juga ingin menunjukan bahwa islam juga memiliki konsep sendiri.