Minggu, 30 Januari 2011

KEBERAGAMAN PENGUMPAMAAN AGAMA YANG BERKORELASI DENGAN BUDAYA

Tidak akan ada habisnya jika kita membahas tentang agama, khususnya agama Islam. Sebuah pengibaratan, Islam tak ubahnya adalah seekor gajah besar yang sulit didefinisikan oleh orang tuna netra. Sebagian dari orang tuna netra tersebut mendefinisikan bahwa gajah itu panjang seperti halnya seekor ular, karna pada saat itu orang tersebut mengindra (baca; meraba) pada bagian belalai gajah tersebut. Sebagian orang lagi mendefinisikan bahwa gajah itu adalah sebuah benda yang lebar dan besar seperti halnya bedug, karna orang tersebut meraba pada perut si gajah. Sedangkan ada juga yang mendefinisikan bahwa gajah itu bundar lonjong dan cekung seperti halnya sebuah bejana, karna pada saat itu orang tersebut meraba pada tempat minum gajah, dan bukan pada gajah itu sendiri. Berbeda lagi dengan tuna netra lainnya dan juga yang lainnya. Pendefinisian mereka akan berbeda sesuai dengan apa yang mereka indra dengan tangan kecil mereka (dibandingkan dengan gajah tersebut ), lalu yang menjadi pertanyaan adalah, siapakah yang benar diantara mereka???
Setali tiga uang dengan Islam, berbagai golongan juga telah banyak mendefinisikan tentang Islam. Dan disini kami akan mencoba untuk memaparkan tentang pengumpamaan / pengidentifikasian Islam.
1. تجري من تحتها الأنهار
Yakni Islam bagaikan sumber atau mata air yang terjaga kemurniannya, dengan kata lain bahwa Islam itu harus murni sebagaimana apa yang tercantum dalam al-Qur'an dan tidak lagi menerima kontekstualisasi.
2. فى كل سنبلة مائة حبة
Pemikiran ini dipelopori oleh al-Jabiri, yakni Islam itu bagaikan benih yang akan menumbuhkan sebuah tanaman, dan benih ini ada kalanya bersifat dlaruri atau bermaknakan sebuah keharusan yakni dimanapun ia tumbuh, maka tanamannya akan tetap seperti seharusnya, dan adakalanya bersifat thabi'i yakni bisa tumbuh berbeda tergantung pada man, time, and space nya. Jadi bentuk dan buah dari benih ( baca; Islam ) ini sendiri bisa berwujud menjadi beragam bentuk dan tata cara sesuai dengan siapa, kapan, dan dimana Islam itu tumbuh berkembang. Dan yang Thabi'i inilah yang biasanya lebih mengena dikalangan masyarakat seperti halnya yang diberlakukan oleh sebagian kalangan Muslim di Indonesia yang bermotto Bhinneka Tunggal Ika ini.
3. فادخلواها من أبواب متفرقة
Yaitu Islam diibaratkan seperti Ka'bah atau sebuah titik pusat yang mana untuk mencapainya bisa melewati berbagai pintu di Masjidil Haram, atau dengan kata lain Islam bisa ditempuh melalui berbagai metode dan tata cara yang berbeda-beda.
Tanpa menafikan kekurangan yang selalu menjadi sifat dasar dari manusia, karna kesempurnaan hanyalah hak asasi Tuhan, maka demikianlah sedikit pemaparan dari kami mengenai Islam, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

4 komentar:

  1. Indonesia lekat sekali dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, namun dengan adanya budaya seringkali disatu padukan dengan ajaran agama, tidak ada salahnya kita menjaga dan melestarikan sebuah kebudayaan yang dimiliki oleh negara kita namun masih dalam syariah dan tidak keluar dari ajaran-ajaran agama Islam. Karena apabila kita salah mengartikan sebuah kebudayaan maka kita bisa musyrik.

    BalasHapus
  2. Aris Haimatul Safa'ati (10470083)
    Seperti uraian di atas, bahwa banyak perumpamaan dalam mengkaji tentang Islam, sehiingga banyak pula keberagaman di dalamnya. Dengan adanya keberagaman pendapat tersebut adalah suatu bentuk apresiasi umat Islam yang perlu dihargai. Jangan pernah salahkan perbedaan tersebut, tapi gunakanlah tasamuh kita untuk menghadapi semua itu.

    BalasHapus
  3. sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa islam adalah agama yang sangat memperhatikan sebuah pendapat,dengan adanya itu maka islam pun bisa berkembang luas dengan waktu yang signifikan.islam memang kaya akan budaya-budaya yang perlu di lestarikan,sehingga dari pada itu hendaknya marilah kita manfaatkan semua ini dengan sebaik-baiknya.

    BalasHapus
  4. islam itu snagatlah luas dan banyak cara untuk mengetahui apa islam itu yang sebenarnya?... dengan adanya kita mempelajari metode keislaman di atas maka mata kita akan terbuka, dan kita sadar bahwa selama ini, kita telah salah dalam memaknai islam, dan kita pun bisa menyadari bahwa pemahaman kita tentang islam selama ini sangatlah sempit sehingga kita pun berfikir nya juga sempit..

    BalasHapus