Sabtu, 11 Desember 2010

PENDEKATAN ANTROPOLOGI

Diskripsi Masalah:
Dalam memperingati bulan Syuro (Muharrom), setiap daerah mempunyai cara tersendiri seperti di Yogyakarta misalnya. Masyarakat Yogja selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah menjadi kebudayaannya. Mereka memaknai bulan syuro sebagai bulan yang suci dan penuh rahmat. Kegiatan tersebut seperti larungan (membuang barang-barang yang dianggap sial), dan memcuci barang-barang pusaka yang dilakukan pada tanggal 1 syuro.

Pertanyaan:
Mengenai perihal kejawen di Yogyakarta.
Mendidikkah?
Perlukah dilestarikan?
Pandangan Islam?

Jawaban:
Mendidik, sebab hal tersebut merupakan kebudayaan kita yang perlu dilestarikan adanya, dan hal tersebut perlu diadakan untuk mengajari pada generasi baru tentang kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya Yogyakarta. Selain itu menilik dari segi historisnya hal tersebut telah ada sejak dulu pada masa Walisongo dan jika hal tersebut merupakan kesalahan yang fatal menurut Islam maka para Wali pun tidak akan tinggal diam pada hal tersebut, tetapi sejarah membuktikan bahwa para Wali tidak menyalahkan hal tersebut. Sementara itu keilmuan mereka (Wali) jauh tinggi diatas kita. Namun ternyata mereka juga tidak menyalahkannya. Maka dari itu disinipun kita kelompok 5 tidak menyalahkannya. Atas dasar sebuah syair, yaitu:

فتشبهواان لم تكونوا مثلهم # ان التشا به با لرجا ل فلاح

Namun, terdapat kekurangan pada mereka yang melaksanakan hal tersebut, yaitu kurangnya sosialisasi dari mereka terhadap para generasi penerus tentang apa yang mereka lakukan. Oleh sebab itu para generasi tersebut pun hanya taqlid pada covernya saja tanpa mengetahui hal yang mendasari adanya kegiatan tersebut. Sehingga menimbulkan kesalah pahaman atau bahkan tudingan kafir/musyrik pada mereka.
Kesimpulannya, hal tersebut akan jauh menjadi lebih baik dan sempurna jikalau diketahui apa yang sebenarnya menjadi dasar, tujuan dan inti dari kegiatan tersebut. Terlebih jika dimasukkan hal-hal yang bersifat Islami, namun tanpa merusak atau merubah pada kebudayaan asli, selagi hal tersebut masih relevan. Sebagaimana disebutkan dalam satu maqolah:

المحا فظة على القديم الصا لح # وا لاخذ با لجديد ا لاصلح

1 komentar:

  1. yang namanya budaya itu sangatlah penting untuk di lestarikan,pasalnya dari kebudayaan-kebudayaan tersebut akan mencerminkan identitas suatu bangsa itu sendiri.dengan adanya ciri khas budaya yang di tonjolkan maka akan dapat dapat menambah prosentase sebuah keaktifan dari masyarakat itu sendiri.namun jika budaya itu keluar jalur dari islam mending di tinggalkan saja agar lebih mudah memahami budaya yang lainnya.

    BalasHapus